makalahsholat jama' dan qoshor BAB I PENDAHULUAN Shalat merupakan ibadah yang pertama kali dihisab di akhirat kelak. Shalat juga dapat dijadikan barometer amal-amal lain seperti diungkapkan dalam sebuah hadits: "Hal yang pertama kali dihisab pada hari kiamat adalah shalat". BacaJuga. "Syarat berikutnya adalah adanya niat untuk menjamak sholat pada sholat yang pertama laksanakan, dan tidak ada jarak yang panjang antara salat pertama dan sholat yang kedua," kata Ustaz Abdul Jabbar Lc, kepada Republika, Selasa (8/9). Menurut alumni Universitas Jamiah Binoria Alamiah Karachi Pakistan ini, hal-hal lain yang yang mesti Muslim. Adapun rincian hukum qashar, di antaranya adalah sebagai berikut: a. Hanya untuk shalat yang jumlahnya 4 rakaat, yaitu: Zuhur, Asar, dan Isya. b. Jika musafir bermakmum pada orang yang mukim, maka dia mengikuti imam sampai selesai dan tidak boleh qashar. c. Tidak perlu melaksanakan shalat ba'diyah. TataCara Menjamak Shalat. Yang dimaksud dengan shalat jamak ialah mengumpulkan dua shalat fardhu dikerjakan dalam satu waktu shalat. Shalat yang boleh dijamak adalah shalat Dhuhur dengan Ashar, dan Magrib dengan Isya'. Shalat jamak ada 2 (dua) macam: pertama, jama' taqdim ialah melakukan shalat Dhuhur dan Ashar pada waktu Dhuhur atau Dalamperjalanan menuju Mudzalifah dianjurkan untuk terus membaca talbiyah dan berdo'a. Setelah sampai di Mudzalifah jamaah haji mendirikan shalat maghrib dan isya jama' ta'khir dan qashar. Setelah itu diwajibkan bermalam atau mabit di Mudzalifah paling kurang sampai tengah malam. SalatJama' dan Qashar. Salat Jama dan Qashar. oleh: Nashihuddin, M.Ag. A. Shalat Jama'. 1. Pengertian Salat Jama'. Salat jama' menurut etimologi (bahasa) adalah mengumpulkan atau menggabungkan salat. Sedangkan menurut terminologi (istilah) adalah mengumpulkan dua salat wajib pada satu waktu, baik yang dikerjakan pada waktu salat pertama Syaratjama' takdim. 1. Tertib, mengerjakan dua rakaat secara urut. Dhuhur harus didahulukan tidak boleh dibalik dengan mengerjakan Ashar dulu. 2. Niat jama' yang dibarengkan dengan takbiratul ihram shalat yang pertama, misalnya Dhuhur. 3. Terus-menerus, antara dua shalat yang dijama' tidak boleh diselingi dengan ibadah atau pekerjaan lain. Artinya "Dan apabila kamu bepergian di bumi, maka tidaklah berdosa kamu meng-qashar shalat" (QS An-Nisa': 101). Sejarah Disyariatkannya Shalat Qashar. Para ulama fiqih berbeda pendapat mengenai shalat qashar. Banyak ulama yang berpendapat bahwa pada hukum asalnya, shalat hanya wajib dilakukan dua rakaat. Tidak ada yang 4 rakaat. B Sholat jama' dan qasar 1. Sholat jama' a. Pengertian sholat jama' Shalat jama' maksudnya melaksanakan dua shalat wajib dalam satu waktu. Seperti melakukan shalat Dzuhur dan shalat Ashar di waktu Dzuhur, atau melakukannya di waktu Ashar. Dan melaksanakan shalat Magrib dan shalat Isya' bersamaan di waktu Magrib atau melaksanakannya di waktu Isya'. Makalahyang berjudul sholat jama dan Qashar ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu fiqih dengan pembimbing Ibu Dosen Aidar Rauf,S.Pd.I.,M.Pd.I. Islam dibangun dengan lima pilar. Salah satu pilarnya adalah shalat.Karenanya shalat merupakan tiang agama. Ketika seorang meninggalkan shalat ia disebut penghancur agama tetapi Makalahyang berjudul "SHALAT JAMA' DAN QASHAR" ini disusun untuk memenuhi tugas Ujian Tengah Semester mata kuliah "PENDIDIKAN AGAMA" yang dibina oleh Bapak Drs. Hafids di IKIP Budi Utomo Malang. Islam adalah agama yang sesuai dengan fitrah manusia. Menjama dan mengqasar shalat adalah rukhshah atau keringanan yang diberikan Allah kepada hambanya karena adanya kondisi yang menyulitkan. "Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu" (QS. al-Baqarah:185). Rukhshah ini merupakan shodakoh dari Allah SWT yang dianjurkan untuk diterima dengan penuh ketawadlu'an. Melalui makalah ini penulis mencoba untuk ShalatJamak dan Qashar adalah shalat yang dilakukan dalam menunaikan shalat fardhu ruba'iyah ( berjumlah empat rakaat). Shalat ini terutama dilakukan jika seseorang dalam keadaan safar (musafir). ViewMakalah Sholat jama' dan UNIVERSITA 1 at PGRI University of Banyuwangi. SHOLAT JAMA' DAN QASHAR Makalah ini ditujukan untuk tugas mata kuliah Dosen pengampu: Vina Rohmatul Shalatqashar adalah shalat yang dipendekkan yaitu shalat yang empat raka'at dijadilan dua raka'at, seperti: shalat zhuhur, ashar, dan isya. [3] Apabila seseorang dalam perjalanan menuju tempat yang jauh, maka ia di bolehkan memendekkan shalat atau qashar. 2BEn. ๏ปฟShalat Jama' adalah melaksanakan dua shalat wajib dalam satu waktu, yakni melakukan shalat Dzuhur dan shalat Ashar di waktu Dzuhur dan itu dinamakan Jama' Taqdim, atau melakukannya di waktu Ashar dan dinamakan Jama' Takhir. Dan melaksanakan shalat Magrib dan shalat Isya' bersamaan di waktu Magrib atau melaksanakannya di waktu Isya'. Jadi shalat yang boleh dijama' adalah semua shalat Fardhu kecuali shalat Shubuh. Shalat shubuh harus dilakukan pada waktunya, tidak boleh dijama' dengan shalat Isya' atau shalat Dhuhur. Sedangkan shalat Qashar maksudnya meringkas shalat yang empat rakaat menjadi dua rakaat. Seperti shalat Dhuhur, Ashar dan Isya'. Sedangkan shalat Magrib dan shalat Shubuh tidak bisa diqashar. B. Status Jama' dan Qashar Shalat jama' dan Qashar merupakan keringanan yang diberikan Alloh, sebagaimana firman-Nya, yang artinya ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ ๏€ฃ ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ๏€ฃ... 0% found this document useful 0 votes14 views13 pagesOriginal TitleMAKALAH FIQUH IBADAH Sholat Jama` dan QasharCopyrightยฉ ยฉ All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes14 views13 pagesMAKALAH FIQUH IBADAH Sholat Jama' Dan QasharOriginal TitleMAKALAH FIQUH IBADAH Sholat Jama` dan QasharJump to Page You are on page 1of 13 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 12 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. KATA PENGANTARPuji syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan, karena atas hidayah, karunia serta limpahan rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sebagai mana mestinya. Makalah yang berjudul โ€œSHALAT JAMAโ€™ DAN QASHARโ€ ini disusun untuk memenuhi tugas Ujian Tengah Semester mata kuliah โ€œPENDIDIKAN AGAMAโ€ yang dibina oleh Bapak Drs. Hafids di IKIP Budi Utomo adalah agama yang sesuai dengan fitrah manusia. Maksudnya, Islam adalah agama yang sesuai dengan kondisi dan keterbatasan yang dimiliki oleh manusia. Pada keadaan normal, berlaku hukum azimah ketat. Dan pada keadaan tidak normal, maka Islam mengakomodirnya dengan rukhsah keringanan/ kemudahan sehingga syariat tetap dapat ditunaikan.โ€œAllah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimuโ€ QS. al-Baqarah185Islam juga dibangun dengan lima pilar. Salah satu pilarnya adalah shalat. Karenanya shalat merupakan tiang agama. Ketika seorang meninggalkan shalat ia disebut penghancur agama tetapi sebalikya ketika ia melaksanakan shalat dengan sebaik-baiknya maka ia disebut sebagai penegak agama. Bila ada yang memiliki udzur, maka tetap wajib mendirikan shalat dengan mengambil rukhshah keringanan dari Allah agar mereka tetap shalat di saat kondisi apa pun. Dan sudah seharusnya kita mengetahui tentang bagaimana Allah telah memudahkan hamba-Nya yang tidak bisa shalat seperti biasanya dengan menggunakan Jamaโ€™ dan Qashar. Menjamaโ€™ dan mengqasar shalat adalah rukhshah atau keringanan yang diberikan Allah kepada hambanya karena adanya kondisi yang menyulitkan. Rukhshah ini merupakan shodakoh dari Allah SWT yang dianjurkan untuk diterima dengan penuh ketawadluโ€™an. Melalui makalah ini penulis mencoba untuk menguraikan tentang sholat jamaโ€™ dan selesainya penulisan makalah ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua yang telah memberikan motivasi, serta teman-teman dan pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam penulisan makalah ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Makalah ini tersusun dengan segala keterbatasan ilmu pengetahuan, oleh karenanya kritik saran serta masukan yang sifatnya membangun sangat diharapkan sebagai bahan perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan pencerahan kepada umat Islam dalam beribadah kepada Allah SWT. Jazakumullahu Khairan April 2012PenulisSHALAT JAMAโ€™ DAN QASHARA. SHALAT JAMAโ€™1. SHALAT YANG BOLEH DIJAMAโ€™ Shalat wajib sehari semalam ada lima, terdiri dari 17 rakaโ€™at, 17 ruku dan 34 sujud, dari jumlah masih bisa ditambah lagi dengan shalat sunnah lainnya. Dari lima waktu Shalat wajid di atas yang boleh dijamaโ€™ hanya shalat dzuhur dan ashar, lalu maghrib dan isyaโ€™. Sedangkan shalat yang tidak boleh dijamaโ€™ adalah shubuh2. JENIS SHALAT JAMAโ€™ Pelaksanaan shalat jamaโ€™ dapat dilakukan dengan 2 caraa Jamaโ€™ Taqdim Jamaโ€™ taqdim adalah mengumpulkan atau menyatukan shalat dzuhur dan ashar pada waktu dzuhur shalat ashar dikerjakan pada waktu shalat dzuhur, dan menyatukan shalat maghrib dan isyaโ€™ pada waktu maghrib shalat isyaโ€™ dikerjakan ada waktu shalat maghribb Jama Taโ€™khir Jamaโ€™ taโ€™khir adalah mengumpulkan atau menyatukan shalat ashar dan dzuhur pada waktu ashar shalat dzuhur dikerjakan pada waktu shalat ashar, dan menyatukan shalat isyaโ€™ dan maghrib pada waktu isyaโ€™ shalat maghrib dikerjakan ada waktu shalat isyaโ€™3. SEBAB BOLEHNYA JAMAโ€™ Seseorang diperbolehkan menjamaโ€™ shalat wajib pada saat-saat tertentu dan karena sebab-sebab tertentu, dan diantara Asbaabut Takhfif sebab-sebab keringanan. Adapun bentuk Rukhshah dalam safar yaitu menjama' Safar Bepergian Bagi orang yang sedang atau akan bepergian, baik masih di rumah tempat tinggal atau dalam perjalanan, dan atau sudah sampai di tujuaan, dibolehkan menjamaโ€™ shalat, baik dilakukan secara jamaโ€™ taqdim maupun jamaโ€™ taโ€™khir sama saja, dan selama berada ditempat yang dituju tetap boleh menjamaโ€™ shalat dengan syarat tidak berniat untuk menetap di tempat itu. Seperti yang dilakukan oleh Rasul ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ูŠูŽุฌู’ู…ูŽุนู ุจูŽูŠู’ู†ูŽ ุตูŽู„ูŽุงุฉู ุงู„ุธูู‘ู‡ู’ุฑู ูˆูŽุงู„ู’ุนูŽุตู’ุฑู ุฅูุฐูŽุง ูƒูŽุงู†ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุธูŽู‡ู’ุฑู ุณูŽูŠู’ุฑู ูˆูŽูŠูŽุฌู’ู…ูŽุนู ุจูŽูŠู’ู†ูŽ ุงู„ู’ู…ูŽุบู’ุฑูุจู ูˆูŽุงู„ู’ุนูุดูŽุงุกู โ€Rasulullah menjamak antara shalat Dhuhur dan Ashar bilamana beliau berada di tengah perjalanan dan menjamak antara Maghrib dan Isyaโ€™.HR. Bukharib Hujan Jika seseorang berada di suatu masjid atau mushalla, tiba-tiba turun hujan sangat lebat, maka dibolehkan menjamaโ€™ shalat maghrib dengan isyaโ€™, dzuhur dan ashar, ุงู„ู†ุจูŠ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ุฌู…ุน ุจูŠู† ุงู„ู…ุบุฑุจ ูˆุงู„ุนุดุงุก ููŠ ู„ูŠู„ุฉ ู…ุทูŠุฑุฉโ€œNabi saw pernah menjamaโ€™ antara sholat maghrib dan isya pada suatu malam yang diguyur hujan lebat.โ€ HR. Bukharic Sakit Sakit merupakan cobaan dan ujian manusia, dan apabila seseorang sabar dalam menghadapi cobaan dan ujian sakit ini, dan tetap menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya, khususnya perintah shalat, maka akan mengurangi dosa-dosanya, sekalipun shalat itu dikerjakan dengan cara dijamaโ€™, karena bagi orang yang sakit diperbolehkan menjamaโ€™ shalat, karena bagi orang yang sakit rasa kesulitan untuk melakukan shalat, lebih susah dibandingkan dalam keadaan hujan, kasus lain misalnya wanita yang sedang istihadhah yang darahnya keluar secara terus menerus sehingga kesulitan untuk terus menerus berwudhuโ€™, maka bagi mereka dibolehkan untuk menjamaโ€™ shalat. Berdasarkan beberapa kasus di atas. Maka imam Ahmad, al-Qadhi Husen, al-Khath-thabi dan Mutawalli dari golongan Imam Syafiiyah, membolehkan orang yang sedang sakit untuk menjamaโ€™ shalatnya, baik jamaโ€™ taqdim maupun jamaโ€™ taโ€™khir, karena kesulitan sakit lebih berat dari pada karena ู‚ูˆูŠุช ุนู„ู‰ ุฃู† ุชุคุฎู‘ุฑูŠ ุงู„ุธู‘ู‡ุฑ ูˆุชุนุฌู‘ู„ูŠ ุงู„ุนุตุฑ ุซู…ู‘ ุซุบุชุณู„ูŠู† ุญูŠู† ุชุทู‡ุฑูŠู† ูˆุชุตู„ู‘ูŠู† ุงู„ุธู‡ุฑ ูˆุงู„ุนุตุฑ ุฌู…ูŠุนู‹ุงู‹ ุซู…ู‘ ุชุคุฎุฑูŠู† ุงู„ู…ุบุฑุจ ูˆุชุนุฌู‘ู„ูŠู† ุงู„ุนุดุงุก ุซู…ู‘ ุชุบุชุณู„ูŠู† ูˆุชุฌู…ุนูŠู† ุจูŠู† ุงู„ุตู„ุงุชูŠู† ูุงูุนู„ูŠโ€œ Jika engkau mampu mengakhirkan shalat dzuhur dan menyegerakan shalat ashar, kemudian engkau mandi setelah bersuci, dan engkau menggabungkan shalat dzuhur dan shalat ashar, kemudian engkau mengakhirkan sholat maghrib dan menyegerakan shalat isya, kemudian engkau mandi dan menggabungkan diantara dua shalat, maka lakukanlahโ€œBerkata Syaikh Sayyid Sabiq Rahimahullahุงู„ุฌู…ุน ุจุณุจุจ ุงู„ู…ุฑุถ ุฃูˆ ุงู„ุนุฐุฑ ุฐู‡ุจ ุงู„ุงู…ุงู… ุฃุญู…ุฏ ูˆุงู„ู‚ุงุถูŠ ุญุณูŠู† ูˆุงู„ุฎุทุงุจูŠ ูˆุงู„ู…ุชูˆู„ูŠ ู…ู† ุงู„ุดุงูุนูŠุฉ ุฅู„ู‰ ุฌูˆุงุฒ ุงู„ุฌู…ุน ุชู‚ุฏูŠู…ุง ูˆุชุฃุฎูŠุฑุง ุจุนุฐุฑ ุงู„ู…ุฑุถ ู„ุงู† ุงู„ู…ุดู‚ุฉ ููŠู‡ ุฃุดุฏ ู…ู† ุงู„ู…ุทุฑ. ู‚ุงู„ ุงู„ู†ูˆูˆูŠ ูˆู‡ูˆ ู‚ูˆูŠ ููŠ ุงู„ุฏู„ูŠู„.โ€œMenjamak Shalat lantaran sakit atau udzur, menurut Imam Ahmad, Al Qadhi Husein, Al Khathabi, dan Mutawalli dari golongan Syafiโ€™iyyah, adalah boleh baik secara taqdim atau taโ€™khir, sebab kesulitan lantaran sakit adalah lebih berat dibanding hujan. Berkata Imam An Nawawi โ€œDan Alasan hal itu kuat.โ€ al-Mughni;2120, Fiqhus Sunnah;2230d Takut Takut dalam masalah ini bukan takut seperti yang biasa dialami oleh setiap orang, akan yang dimaksud takut disini yaitu takut secara bathin misalnya, hati dan jiwa seseorang merasa terancam apabila melakukan aktivitas kegiatan di luar, atau takut karena sesuatu yang mengancam seperti kalau akan terkena bencana alam dan lain sebagainya. ุนูŽู†ู’ ูŠูŽุนู’ู„ูŽู‰ ุจู’ู†ู ุฃูู…ูŽูŠูŽู‘ุฉูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ู‚ูู„ู’ุชู ู„ูุนูู…ูŽุฑูŽ ุจู’ู†ู ุงู„ู’ุฎูŽุทูŽู‘ุงุจู ู„ูŽูŠู’ุณูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ุฌูู†ูŽุงุญูŒ ุฃูŽู†ู’ ุชูŽู‚ู’ุตูุฑููˆุง ู…ูู†ู’ ุงู„ุตูŽู‘ู„ุงูŽุฉู ุฅูู†ู’ ุฎููู’ุชูู…ู’ ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽูู’ุชูู†ูŽูƒูู…ู’ ุงู„ูŽู‘ุฐููŠู†ูŽ ูƒูŽููŽุฑููˆุง ููŽู‚ูŽุฏู’ ุฃูŽู…ูู†ูŽ ุงู„ู†ูŽู‘ุงุณู ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุนูŽุฌูุจู’ุชู ู…ูู…ูŽู‘ุง ุนูŽุฌูุจู’ุชูŽ ู…ูู†ู’ู‡ู ููŽุณูŽุฃูŽู„ู’ุชู ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ุนูŽู†ู’ ุฐูŽู„ููƒูŽ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุตูŽุฏูŽู‚ูŽุฉูŒ ุชูŽุตูŽุฏูŽู‘ู‚ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุจูู‡ูŽุง ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ููŽุงู‚ู’ุจูŽู„ููˆุง ุตูŽุฏูŽู‚ูŽุชูŽู‡ู. ุฑูˆุงู‡ ู…ุณู„ู…โ€œDiriwayatkan dari Yaโ€™la Ibn Umayyah, ia berkata Saya bertanya kepada Umar Ibnul Khaththab tentang firman Allah "Laisa alaikum junahun an taqshuru minashalah in khiftum an yaftinakumu-lladzina kafaru". Padahal sesungguhnya orang-orang dalam keadaan aman. Kemudian Umar berkata Saya juga heran sebagaimana anda heran terhadap hal itu. Kemudian saya menanyakan hal itu kepada Rasulullah saw. Beliau bersabda Itu adalah pemberian Allah yang diberikan kepada kamu sekalian, maka terimalah pemberian-Nya.โ€HR. Muslime Keperluan kepentingan Mendesak Dalam banyak kejadian di masyarakat, kadang kalanya karena sibuk dengan beberapa keperluan, kepentingan, mereka melupakan shalat yang telah menjadi kewajiban bagi setiap muslim beriman. Maka dari itu Imam Nawawi dalam kitab syarah Muslim mengatakan dari beberapa imam membolehkan menjamaโ€™ shalat bagi orang yang tidak dalam safar, jika ada kepentingan yang mendesak, asal hal itu tidak dijadikan kebiasaan dalam ุงุจู’ู†ู ุนูŽุจูŽู‘ุงุณู ู‚ูŽุงู„ูŽ ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ุงู„ุธูู‘ู‡ู’ุฑูŽ ูˆูŽุงู„ู’ุนูŽุตู’ุฑูŽ ุฌูŽู…ููŠุนู‹ุง ุจูุงู„ู’ู…ูŽุฏููŠู†ูŽุฉู ูููŠ ุบูŽูŠู’ุฑู ุฎูŽูˆู’ูู ูˆูŽู„ุงูŽ ุณูŽููŽุฑู ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฃูŽุจููˆ ุงู„ุฒูู‘ุจูŽูŠู’ุฑู ููŽุณูŽุฃูŽู„ู’ุชู ุณูŽุนููŠุฏู‹ุง ู„ูู…ูŽ ููŽุนูŽู„ูŽ ุฐูŽู„ููƒูŽ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุณูŽุฃูŽู„ู’ุชู ุงุจู’ู†ูŽ ุนูŽุจูŽู‘ุงุณู ูƒูŽู…ูŽุง ุณูŽุฃูŽู„ู’ุชูŽู†ููŠ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุฃูŽุฑูŽุงุฏูŽ ุฃูŽู†ู’ ู„ุงูŽ ูŠูุญู’ุฑูุฌูŽ ุฃูŽุญูŽุฏู‹ุง ู…ูู†ู’ ุฃูู…ูŽู‘ุชูู‡ู.โ€œDiriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata Rasulullah saw shalat dhuhur dan ashar di Madinah secara jama, bukan karena takut dan juga bukan dalam perjalanan. Berkata Abu Zubair saya bertanya kepada Saโ€™id; Mengapa beliau berbuat demikian? Kemudian ia berkata; Saya bertanya kepada Ibnuโ€™ Abbas sebagaimana engkau bertanya kepadaku Kemudian Ibnu Abbas berkata Beliau menghendaki agar tidak mernyulitkan seorangpun dari umatnya.HR. Bukhari โ€“ Muslim ุนูŽู†ู’ ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุจู’ู†ู ุดูŽู‚ููŠู‚ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฎูŽุทูŽุจูŽู†ูŽุง ุงุจู’ู†ู ุนูŽุจูŽู‘ุงุณู ูŠูŽูˆู’ู…ู‹ุง ุจูŽุนู’ุฏูŽ ุงู„ู’ุนูŽุตู’ุฑู ุญูŽุชูŽู‘ู‰ ุบูŽุฑูŽุจูŽุชู’ ุงู„ุดูŽู‘ู…ู’ุณู ูˆูŽุจูŽุฏูŽุชู’ ุงู„ู†ูู‘ุฌููˆู…ู ูˆูŽุฌูŽุนูŽู„ูŽ ุงู„ู†ูŽู‘ุงุณู ูŠูŽู‚ููˆู„ููˆู†ูŽ ุงู„ุตูŽู‘ู„ูŽุงุฉูŽ ุงู„ุตูŽู‘ู„ูŽุงุฉูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ููŽุฌูŽุงุกูŽู‡ู ุฑูŽุฌูู„ูŒ ู…ูู†ู’ ุจูŽู†ููŠ ุชูŽู…ููŠู…ู ู„ูŽุง ูŠูŽูู’ุชูุฑู ูˆูŽู„ูŽุง ูŠูŽู†ู’ุซูŽู†ููŠ ุงู„ุตูŽู‘ู„ูŽุงุฉูŽ ุงู„ุตูŽู‘ู„ูŽุงุฉ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุงุจู’ู†ู ุนูŽุจูŽู‘ุงุณู ุฃูŽุชูุนูŽู„ูู‘ู…ูู†ููŠ ุจูุงู„ุณูู‘ู†ูŽู‘ุฉู ู„ูŽุง ุฃูู…ูŽู‘ ู„ูŽูƒูŽ ุซูู…ูŽู‘ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุฃูŽูŠู’ุชู ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ุฌูŽู…ูŽุนูŽ ุจูŽูŠู’ู†ูŽ ุงู„ุธูู‘ู‡ู’ุฑู ูˆูŽุงู„ู’ุนูŽุตู’ุฑู ูˆูŽุงู„ู’ู…ูŽุบู’ุฑูุจู ูˆูŽุงู„ู’ุนูุดูŽุงุกู ู‚ูŽุงู„ูŽ ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุจู’ู†ู ุดูŽู‚ููŠู‚ู ููŽุญูŽุงูƒูŽ ูููŠ ุตูŽุฏู’ุฑููŠ ู…ูู†ู’ ุฐูŽู„ููƒูŽ ุดูŽูŠู’ุกูŒ ููŽุฃูŽุชูŽูŠู’ุชู ุฃูŽุจูŽุง ู‡ูุฑูŽูŠู’ุฑูŽุฉูŽ ููŽุณูŽุฃูŽู„ู’ุชูู‡ู ููŽุตูŽุฏูŽู‘ู‚ูŽ ู…ูŽู‚ูŽุงู„ูŽุชูŽู‡ูโ€œDari Abdullah bin Syaqiq, dia berkata Ibnu Abbas berkhutbah kepada kami, pada hari setelah ashar sampai matahari terbenam, hingga nampak bintang-bintang, sehingga manusia berteriak โ€œshalat .. shalat ..!โ€ Lalu datang laki-laki dari Bani Tamim yang tidak hentinya berteriak shalat.. shalat!. Maka Ibnu Abbas berkata โ€œApa-apaan kamu, apakah kamu hendak mengajari saya sunah?โ€, lalu dia berkata โ€œSaya telah melihat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa sallam menjamak antara zhuhur dan ashar, serta maghrib dan isya.โ€ Berkata Abdullah bin Syaqiq โ€œMasih terngiang dalam dada saya hal itu, maka aku datang kepada Abu Hurairah, aku tanyakan dia tentang hal itu, dia membenarkan keterangan Ibnu Abbas tersebut.โ€HR. Muslim Ibnu Abbas tidak menjelaskan apakah menyulitkan itu karena sakit, atau sebab-sebab lainnya. Bahkan tanpa udzur-pun kita dibolehkan menjamaโ€™ shalat, kalau hal itu dipandang perlu dan merasa kesulitan.Tahdzibul Ahkam;juz 219B. SHALAT QASHAR1. PENGERTIAN Qashar artinya memendekkan atau meringkas. Shalat qashar maksudnya adalah meringkas jumlah rakaat shalat yang empat menjadi dua; misalnya shalat dzuhur, ashar dan isyaโ€™. Hal ini boleh dilakukan berdasarkan firman Allah Swt Artinya โ€œdan apabila kamu bepergian di muka bumi, Maka tidaklah mengapa kamu men-qasharsembahyangmu, jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimuโ€ .QS. An-Nisaโ€™101SAFAR Dan diantara Asbaabut Takhfif sebab-sebab keringan adapun bentuk Rukhshah dalam safar yaitu menjama' shalat. Safar adalah keluar dari daerah kediaman ke tempat lain, dan jarak minimal safar 5 km, dan masih berniat bermaksud kembali ke tempat asalnya. Berdasarkan ayat 101 dan hadits di atas berarti tidak semua keadaan, seseorang dapat mengqashar shalat, hanya diperbolehkan dan dilakukan bagi orang yang melakukan safar perjalanan yang kemudian orang itu disebut Musafir. Dalam ayat ini ada istilah jika kamu khawatir diganggu oleh orang kafir, sementara untuk saat ini gangguan itu sudah tidak ada lagi aman-aman saja bagaimana hukum ayat ini apa masih boleh kita melakukan shalat dengan qashar. Kalau demikian hukum pada ayat ini tetap berlaku, sekalipun gangguan itu sudah tidak ada lagi,ุนูŽู†ู’ ูŠูŽุนู’ู„ูŽู‰ ุจู’ู†ู ุฃูู…ูŽูŠูŽู‘ุฉูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ู‚ูู„ู’ุชู ู„ูุนูู…ูŽุฑูŽ ุจู’ู†ู ุงู„ู’ุฎูŽุทูŽู‘ุงุจู ู„ูŽูŠู’ุณูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ุฌูู†ูŽุงุญูŒ ุฃูŽู†ู’ ุชูŽู‚ู’ุตูุฑููˆุงู…ูู†ู’ ุงู„ุตูŽู‘ู„ุงูŽุฉู ุฅูู†ู’ ุฎููู’ุชูู…ู’ ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽูู’ุชูู†ูŽูƒูู…ู’ ุงู„ูŽู‘ุฐููŠู†ูŽ ูƒูŽููŽุฑููˆุง ููŽู‚ูŽุฏู’ ุฃูŽู…ูู†ูŽ ุงู„ู†ูŽู‘ุงุณู ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุนูŽุฌูุจู’ุชู ู…ูู…ูŽู‘ุง ุนูŽุฌูุจู’ุชูŽ ู…ูู†ู’ู‡ู ููŽุณูŽุฃูŽู„ู’ุชู ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ุนูŽู†ู’ ุฐูŽู„ููƒูŽ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุตูŽุฏูŽู‚ูŽุฉูŒ ุชูŽุตูŽุฏูŽู‘ู‚ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุจูู‡ูŽุง ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ููŽุงู‚ู’ุจูŽู„ููˆุง ุตูŽุฏูŽู‚ูŽุชูŽู‡ู.โ€œDiriwayatkan dari Yaโ€™la Ibn Umayyah, ia berkata Saya bertanya kepada Umar Ibnul Khaththab tentang firman Allah "Laisa alaikum junahun an taqshuru minashalah in khiftum an yaftinakumu-lladzina kafaru". Padahal sesungguhnya orang-orang dalam keadaan aman. Kemudian Umar berkata Saya juga heran sebagaimana anda heran terhadap hal itu. Kemudian saya menanyakan hal itu kepada Rasulullah saw. Beliau bersabda Itu adalah pemberian Allah yang diberikan kepada kamu sekalian, maka terimalah pemberian-Nya.โ€ HR. Jamaโ€™ah ุฃูŽู…ูŽุฑูŽู†ูŽุง ุฃูŽู†ู’ ู†ูุตูŽู„ูู‘ูŠูŽ ุฑูŽูƒู’ุนูŽุชูŽูŠู’ู†ู ูููŠ ุงู„ุณูŽู‘ููŽุฑูโ€œRasulullah memerintahkan kami agar shalat dua rakaat dalam safar.โ€HR. Ahmad, Ibnu Hibban, Baihaqi dan Khuzaimah dan rawi yang dipercaya ุนูŽู†ู’ ุฃูŽู†ูŽุณู ุจู’ู†ู ู…ูŽุงู„ููƒู ู‚ูŽุงู„ูŽ ูƒูŽุงู†ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ุฅูุฐูŽุง ุงุฑู’ุชูŽุญูŽู„ูŽ ู‚ูŽุจู’ู„ูŽ ุฃูŽู†ู’ ุชูŽุฒููŠุบูŽ ุงู„ุดูŽู‘ู…ู’ุณู ุฃูŽุฎูŽู‘ุฑูŽ ุงู„ุธูู‘ู‡ู’ุฑูŽ ุฅูู„ูŽู‰ ูˆูŽู‚ู’ุชู ุงู„ู’ุนูŽุตู’ุฑู ุซูู…ูŽู‘ ู†ูŽุฒูŽู„ูŽ ููŽุฌูŽู…ูŽุนูŽ ุจูŽูŠู’ู†ูŽู‡ูู…ูŽุง ููŽุฅูู†ู’ ุฒูŽุงุบูŽุชู’ ุงู„ุดูŽู‘ู…ู’ุณู ู‚ูŽุจู’ู„ูŽ ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽุฑู’ุชูŽุญูู„ูŽ ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ุธูู‘ู‡ู’ุฑูŽ ุซูู…ูŽู‘ ุนู„ูŠู‡โ€œDiriwayatkan dari Anas ra, ia berkata bahwa Rasulullah saw jika berangkat dalam bepergiannya sebelum terdelincir matahari, beliau mengakhirkan shalat dhuhur ke waktu shalat ashar; kemudian beliau turun dari kendaraan kemudian beliau menjamaโ€™ dua shalat tersebut. Apabila sudah tergelincir matahari sebelum beliau berangkat, beliau shalat dhuhur terlebih dahulu kemudian naik kendaraan.โ€ HR. Muttafaqun 'AlaihJARAK BOLEHNYA QASHAR Firman Allah dan hadits shahih di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sementara bahwa setiap pebergian bisa mengqashar shalat. Dan tidak ada hadits shahih dari nabi Saw yang menerangkan adanya jarak minimal mengqashar shalat. Ada riwayat yang mengatakan dari shahabat Anas bin Malik, bahwa Rasulullah Saw mengqashar shalat dalam perjalanan yang berukuran 3 mil atau 1 farsakh. ุนูŽู†ู’ ุดูุนู’ุจูŽุฉูŽ ุนูŽู†ู’ ูŠูŽุญู’ูŠูŽู‰ ุจู’ู†ู ูŠูŽุฒููŠู’ุฏู ุงู’ู„ู‡ูŽู†ูŽุงุฆููŠู‘ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุณูŽุฃูŽู„ู’ุชู ุงูŽู†ูŽุณู‹ุง ุนูŽู†ู’ ู‚ูŽุตู’ุฑู ุงู„ุตูŽู‘ู„ุงูŽุฉู ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ูƒูŽุงู†ูŽ ุฑูŽุณููˆู’ู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุต ุงูุฐูŽุง ุฎูŽุฑูŽุฌูŽ ู…ูŽุณููŠู’ุฑูŽุฉูŽ ุซูŽู„ุงูŽุซูŽุฉู ุงูŽู…ู’ูŠูŽุงู„ู ุงูŽูˆู’ ุซูŽู„ุงูŽุซูŽุฉู ููŽุฑูŽุงุณูุฎูŽ ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ูŽูƒู’ุนูŽุชูŽูŠู’ู†ู โ€œDari Syuโ€™bah dari Yahya bin Yazid Al-Hanaiy, ia berkata Aku pernah bertanya kepada Anas tentang mengqashar shalat, lalu ia menjawab, โ€œAdalah Rasulullah SAW apabila bepergian sejauh tiga mil atau tiga farsakh, maka beliau shalat dua rekaโ€™atโ€. Syuโ€™bah ragu, tiga mil atau tiga farsakhโ€ HR. Muslim, Ahmad, Abu Dawud dan Baihaqi ูƒูŽุงู†ูŽ ุฑูŽุณููˆู’ู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุฅูุฐูŽุง ุณูŽุงููŽุฑูŽ ููŽุฑูŽุงุณูŽุฎู‹ุง ูŠูู‚ูŽุตู‘ูุฑู ุงู„ุตู‘ูŽู„ุงูŽุฉโ€œAdapun Rasulullah SAW bila bepergian sejauh satu farsakh, maka beliau mengqashar Shalatโ€HR. Saโ€™id bin Manshur. Dan disebutkan oleh Hafidz dalam at-Talkhish, ia mendiamkan adanya hadits ini, sebagai tanda mengakuinya Lahiriyah hadits ini, berhubungan dengan qashar, dan setiap orang yang boleh mengqashar shalat berarti boleh menjamaโ€™nya, artinya dalil ini adalah dalil shalat jamaโ€™ dan qashar. Ibnu Hazm dalam al-Mahalla520. mengatakan bahwa jarak minimal boleh mengqashar shalat adalah 1 Satu mil = 1609 meter Tiga mil = 4827 meterJadi 1 Farskh = 3 mil, 3 mil ยฑ 5 km Jamaโ€™ taqdim itu dilakukan ketika safar, sedangkan safar itu batas minimal 3 mil ยฑ 5 km artinya jamaโ€™ itu sudah dapat dilakukan pada jarak 3 mil dari batas daerah luar kota, maka dari itu pendapat yang mengatakan harus berjarak 80 km itu tidak dapat dijadikan dasar, karena dasar atau dalil yang ada tidak shahih, jadi kita kembali kepada ketentuan batas minimal yaitu 3 mil yang sudah jelas ada nash shahih yang mendasarinya. Memang ada riwayat yang menyatakan tidak bolehnya qashar jika kurang dari 4 barid ยฑ 80 km yaitu; ูŠูŽุง ุฃูŽู‡ู’ู„ูŽ ู…ูŽูƒู‘ูŽุฉูŽ ู„ุงูŽ ุชูŽู‚ู’ุตูุฑููˆุง ุงู„ุตู‘ูŽู„ุงูŽุฉูŽ ููู‰ ุฃูŽุฏู’ู†ูŽู‰ ู…ูู†ู’ ุฃูŽุฑู’ุจูŽุนูŽุฉู ุจูุฑูุฏู ู…ูู†ู’ ู…ูŽูƒู‘ูŽุฉูŽ ุฅูู„ูŽู‰ ุนูุณู’ููŽุงู†ูŽโ€œHai penduduk Makkah, janganlah kalian mengqashar shalat dalam jarak kurang dari empat barid, dari Makkah ke Usfan.โ€ HR. Daraquthni Menurut riyawat di atas, qashar boleh dilakukan setelah mencapai jarak 80 km, demikian juga dengan jamaโ€™ taqdim banyak orang yang mengaitkannya dengan qashar, yang boleh dilakukan. Setelah dilakukan penelitian dari hadits di atas, ternyata DHAโ€™IF, sebab dalam sanadnya ada โ€™ABDUL WAHAB bin MUJAHID, yang oleh al-Hakim dinyatakan bahwa ia biasa meriwayatkan hadits-hadits maudhuโ€™ palsu, sementara Sofyan ats-Tsauri mendustakannya, dan dalam Nailul Authar dinyatakan Madruk, sedangkan al-Azdi menyatakan tidak halal riwayat darinya, Tahdzibut Tahdzib VI453, Talkhishul-habir, Nailul Authar III235, Irwaโ€™ul Ghalil III13 No. 565 dan juga dalam Ibanatul Ahkam II63 WAKTU MUSAFIR Perjalanan safar ada 2 maksud yaitu safar dengan maksud menetap selamanya, ada juga safar hanya sebatas keperluan saja, setelah selesai ia kembali ke daerah asalnya. Dari 2 maksud tersebut, musafir orang yang sedang melakukan perjalanan sama-sama boleh mengqashar shalat, hanya saja berbeda dalam batas waktu lamanya boleh mengqashar shalat bagi musafir tersebut. Jika seorang musafir berniat bermaksud menetap di suatu tempat, maka ia boleh mengqashar shalat sampai 4 hari, sebagaimana perbuatan Nabi Saw sewaktu ada di Makkah selama 4 hari, beliau mengqashar shalat, selebihnya ia tidak mengqasharnya. Jika seseorang tidak berniat bermaksud menetap dalam artian masih mau kembali lagi ke daerahnya, maka selama menyelesaikan keperluannya itu ia boleh mengqashar shalat, ุฃูŽู‚ูŽุงู…ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ุชูุณุนูŽุฉูŽ ุนูŽุดูŽุฑูŽ ูŠูŽู‚ุตูุฑูุŒ ููŽู†ูŽุญู†ู ุฅูุฐูŽุง ุณูŽุงููŽุฑู†ูŽุง ุชูุณุนูŽุฉูŽ ุนูŽุดูŽุฑูŽ ู‚ูŽุตูŽุฑู†ูŽุง ูˆูŽุฅูู† ุฒูุฏู†ูŽุง ุฃูŽุชู…ูŽู…ู†ูŽุงโ€œNabi shallallahu alaihi wasallam tinggal di tepat safarnya selama 19 hari sambil mengqashar shalat. Karenanya, jika kami safar selama 19 hari kami mengqashar dan jika lebih maka kami melakukan shalat itmam.โ€HR. Bukhari1080 juga ketika berada di Tabuk selama 20 hari, beliau mengqashar - MUQIM BOLEH BERJAMAโ€™AH Bagi musafir boleh menjadi imam bagi orang yang muqim, dan dan juga sebaliknya, demikian juga orang shalat wajib boleh bermakmum kepada orang yang shalat sunnah dengan setelah salam wajib melengkapi menyempurnakan jumlah raka'atnya. Orang yang muqim harus melengkapi raka'at kekuarangannya. Dan apabila orang musafir bermakmum kepada orang yang muqim, maka harus melengkapi jumlah raka'atnya tidak boleh qashar setelah salam baru melanjutkan shalat jama'nya. Contoh ketika kita mengadakan perjalanan, maka dibolehkan untuk shalat bersama dengan orang-orang yang shalat, artinya tidak harus bersama dengan ุนูู…ู’ุฑูŽุงู†ูŽ ุจู’ู†ู ุญูุตูŽูŠู’ู†ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ุบูŽุฒูŽูˆู’ุชู ู…ูŽุนูŽ ุฑูŽุณููˆู’ู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุต ูˆูŽ ุดูŽู‡ูุฏู’ุชู ู…ูŽุนูŽู‡ู ุงู’ู„ููŽุชู’ุญูŽุŒ ููŽุงูŽู‚ูŽุงู…ูŽ ุจูู…ูŽูƒูŽู‘ุฉูŽ ุซูŽู…ูŽุงู†ููŠูŽ ุนูŽุดูŽุฑูŽุฉูŽ ู„ูŽูŠู’ู„ูŽุฉู‹ุŒ ู„ุงูŽ ูŠูุตูŽู„ู‘ู‰ ุงูู„ุงูŽู‘ ุฑูŽูƒู’ุนูŽุชูŽูŠู’ู†ู ูŠูŽู‚ููˆู’ู„ู ูŠูŽุง ุงูŽู‡ู’ู„ูŽ ุงู’ู„ุจูŽู„ูŽุฏูุŒ ุตูŽู„ูู‘ูˆู’ุง ุงูŽุฑู’ุจูŽุนู‹ุง ููŽุงูู†ูŽู‘ุง ู‚ูŽูˆู’ู…ูŒ ุณูŽูู’ุฑูŒโ€œDari Imran bin Hushain, ia berkata Aku pernah berperang bersama Nabi SAW, dan aku mengikuti penaklukan Makkah bersama beliau, lalu beliau tinggal di Makkah selama delapan belas hari, beliau tidak pernah shalat kecuali dua rekaat, beliau bersabda, โ€œHai penduduk Makkah, shalatlah empat rekaat, karena kami adalah musafirโ€ HR. Ahmad4/430 ูƒูู†ูŽู‘ุง ู…ูŽุนูŽ ุงุจู’ู†ู ุนูŽุจูŽู‘ุงุณู ุจูู…ูŽูƒูŽู‘ุฉูŽ ููŽู‚ูู„ู’ุชู ุฅูู†ูŽู‘ุง ุฅูุฐูŽุง ูƒูู†ูŽู‘ุง ู…ูŽุนูŽูƒูู…ู’ ุตูŽู„ูŽู‘ูŠู’ู†ูŽุง ุฃูŽุฑู’ุจูŽุนุงู‹ ูˆูŽุฅูุฐูŽุง ุฑูŽุฌูŽุนู’ู†ูŽุง ุฅูู„ูŽู‰ ุฑูุญูŽุงู„ูู†ูŽุง ุตูŽู„ูŽู‘ูŠู’ู†ูŽุง ุฑูŽูƒู’ุนูŽุชูŽูŠู’ู†ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ุชูู„ู’ูƒูŽ ุณูู†ูŽู‘ุฉู ุฃูŽุจูู‰ ุงู„ู’ู‚ูŽุงุณูู…ู -ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…-.โ€œKami pernah bersama Ibnu Abbas di Makkah. Kemudian Musa mengatakan, โ€œMengapa jika kami musafir shalat di belakang kalian yang bukan musafir tetap melaksanakan shalat empat rakaโ€™at tanpa diqoshor. Namun ketika kami bersafar, kami melaksanakan shalat dua rakaโ€™at dengan diqoshor?โ€ Ibnu Abbas pun menjawab, โ€œInilah yang diajarkan oleh Abul Qosim Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.โ€ HR. Ahmad1/216Jadi kepada siapa saja kita bermakmum sesuai ketentuan syari'at Islam, pada hakikatnya adalah boleh, karena aturan shalat itu sama nidzamnya samaKERINGANAN BAGI MUSAFIR Keringan diberikan kepada musafir orang yang bepergian karena sangat dibutuhkan diantaranyaMengqashar shalat dzuhur dan 'ashar, dan 'isya' Menjama' shalat dzuhur dan 'ashar, maghrib dan 'isya' Tidak puasa siang hari di bulan Ramadhan Mengerjakan shalat sunnah di atas kendaraan, menghadap sesuai melajunya kendaraan yang tumpanginya Mengerjakan shalat sunnah sambil berjalan, bagi musafir yang berjalan kaki Mengusap sepatu ketika berwudhu' sepatunya tidak dilepas Tidak mengapa meninggalkan sunnah rawatib shalat sunnah yang mengiringi shalat wajib Menetapkan pahala amal, yang biasa dilakukan ketika muqim tidak dalam bepergian ALASAN NABI SAW MELAKUKAN JAMA' QASHAR Shalat jama' dan qashar dalam pelaksanaannya harus di pisah dengan iqamah, artinya setelah selesai melakukan shalat yang pertama, maka harus iqamah untuk shalat ุฃูŽุชูŽู‰ ุงู„ู’ู…ูุฒู’ุฏูŽู„ูููŽุฉูŽ ููŽุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุจูู‡ูŽุง ุงู„ู’ู…ูŽุบู’ุฑูุจูŽ ูˆูŽุงู„ู’ุนูุดูŽุงุกูŽ ุจูุฃูŽุฐูŽุงู†ู ูˆูŽุงุญูุฏู ูˆูŽุฅูู‚ูŽุงู…ูŽุชูŽูŠู’ู†ูโ€Ketika beliau sampai ke Muzdalifah, beliau menjamak shalat Maghrib dan โ€™Isya dengan sekali adzan dan dua kali iqomah.โ€ HR. Muslim Jangan Lupa lihat juga artikel yang ada di blog ini. Silahkan liat di bagian DAFTAR ISI. Follow blog ini melalui Facebook di bagian FOLLOW ME Catatan Download Font Arab disini agar tulisan arab di atas bisa di baca di komputer teman-teman KESIMPULANDari paparan di atas dapat difahami bahwa shalat jamaโ€™ dan qashar merupakan rukhsah dan dibolehkan dalam bepergian atau keadaan darurat. Prinsipnya selagi manusia mempunyai kesempatan untuk melakukan shalat dan tidak menjadi darurat, selayaknya manusia tidak malu untuk segera melaksanakan shalat seperti biasanya. Menjadi suatu kewajiban bagi yang melaksanakan shalat menjadi suri tauladan bagi yang lain sehingga mengajari yang lainnya. Karena yang demikian adalah dari syiโ€™ar Islam yang mesti yang mendapati kesulitan atau kesukaran dalam tiap kali shalat pada waktunya maka memungkinkan baginya untuk menjamaโ€™ shalat. Pemaparan hal itu sudah dikemukakan di atas tetapi dengan syarat tidak menjadi kebiasaan dan rutin dan hal tersebut tidak bermaksud selain untuk memudahkan dan tidak menyulitkan umat. Demikian, meski sering jalan-jalan, dan menempuh perjalanan panjang jangan lupa melaksakan sholat 5 Agus Hasan Bashari al-Sanuwi, Lc, M. Syuโ€™aib al-Faiz al-Sanuwi Lc, 2006. Riyadus Shalihin Karya Imam Nawawi, takhrij, Syaikh Muhammad Nasirudin al-Albani, Duta Ilmu. Al-Awaisyah al-Hawasy Husen, 2006. Shalat Khusyuโ€™ Seperti Nabi SAW. Pustaka elBa. Albani, M. Nasiruddin Syaikh, 2000, Sifat-Sifat Shalat Nabi SAW, Jld I-III, Media Hidayah/kampoeng Sunnah As-Sayyid Salim ibnu Abu MAlik Kamal Syaikh 2007. PAnduan Beribadah Khusus Wanita. Al-MAhira, Jakarta_Timur Imam al-Mundziri. Mukhtashar Shahih Muslim. Pustaka Amani, Jkt Imam az-Zabidi. Mukhtashar Shahih Bukhari. Pustaka Amini Jkt Muanajjid Muhammad, 2005. Kiat-kiat Khusyuโ€™ dalam Shalat. Pustaka al-Kautsar Saโ€™id bin Ali bin Wahf, Syaikh al-Qahthan. Shaltul Muโ€™min, CV. pustaka ibnu katsir Sabiq Sayyid. Fiqh Sunnah YDSF Malang, Majalah al-Falah,edisi Januari 2011, hal, 11-13. Husein Ali, Lc. "Menjama' Shalat Tanpa Halangan" Lentera Jakarta 2005 Download Free PDFDownload Free PDFMakalah Shalat Jama Dan QasharMakalah Shalat Jama Dan QasharMakalah Shalat Jama Dan QasharMakalah Shalat Jama Dan Qasharriri khanafi

makalah shalat jama dan qashar